FilmGadih Basanai bercerita tentang percintaan gadis Minang di Pesisir Selatan yang dibumbui keindahan alam dan musik tradisional Minang. Setelah film itu sukses tayang perdana di bioskop XXI
KUMPULANFILM BIOSKOP TVJangan lupa SUBSCRIBE https://www.youtube.com/cha
Sebuahfilm bioskop tentang kisah komedian Minang bakal digarap profesional. Film ini dijadwalkan tayang penghujung tahun 2020. Buset, Mak Itam dan Ajo Lamiak menjalani proses syuting untuk promosi Film komedi Minang berjudul "1 Naiak 1 Turun" (kiri-kanan). (Foto: Tagar/ Rifa Yanas)
Filmmusikal anak berjudul Pangeran Reborn yang diproduksi oleh Riens Management berkisah tentang petualangan anak menghabiskan liburan di kampung dengan berbagai permainan ANTARA News sumbar berita
Filmini dibintangi oleh Endy Arfian, Tatjana Saphira, Deva Mahenra, Ernest Prakasa, Ge Pamungkas, dan masih banyak lagi. Film ini menceritakan tentang Naya dan adiknya yang masih diganggu hantu saat menempati rumah baru. Naya rupanya memutuskan untuk menjauh dari hal-hal berbau mistis, bahkan untuk bahan novelnya.
Filmtersebut mendapat apresiasi saat tayang perdana di bioskop XXI Padang pada 10 Desember 2020 lalu. Cerita tentang percintaan gadis Minang di Pesisir Selatan yang dibumbui dengan keindahan alam dan musik tradisional Minang membuat film tersebut memiliki daya tarik tersendiri.
8xXW. – Pada artikel ini terangkum 9 film Indonesia yang menggunakan budaya Minangkabau sebagai ceritanya. Bahkan, beberapa di antaranya juga melangsungkan shooting di Sumatera Barat Sumbar. Beberapa lokasi Sumbar yang jadi tempat shootingnya adalah di Batipuh, Kabupaten Tanah Datar dan Bukittinggi serta Maninjau di Kabupaten Agam. Lokasi lainnya, bahkan ada yang di luar negeri. Seperti Paris dan beberapa negara Eropa, bahkan ada yang berlokasi shooting hingga ke Papua yaitu di Serui. Daerah lainnya yaitu Jakarta, Bandung serta Bogor. Namun dalam ceritanya, tetap mengisahkan budaya Minangkabau. Berikut rangkum masing-masing sinopsis singkat beberapa film tersebut dan jenis kebudayaan Minang apa yang digunakan oleh pihak produksi, baca saja selengkapnya tulisan di bawah ini sampai selesai hingga halaman kedua ya. 9 Film Indonesia Tentang Budaya Minang 1. Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Poster film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Foto Istimewa Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck shooting di Batipuh, Kabupaten Tanah Datar yang mengenalkan sosok Hayati atau diperankan oleh Pevita Pearce sebagai tokoh viral pada masa perilisannya sejak 19 Desember 2013 lalu. Kisah cinta tragis Hayati dengan Zainuddin harus kandas karena Aziz, dimana salah satu penyebabnya yaitu persoalan adat dan perbedaan latar belakang sosial. Penonton bahkan, sampai mengurai airmata saat menyaksikan filmnya. Konsep budaya Minang di Sumbar yang diterapkan pelataran ceritanya yaitu pengukuhan adat setempat hingga membuat Hayati dan Zainuddin yang saling mencintai tidak berakhir bersama sampai perpisahan di akhir hayat mereka. Karena berlokasi secara keseluruhan di Sumbar, maka pakaian dan rumah serta beberapa tradisi khas Minangkabau cukup banyak disorot dalam visualisasinya. Ceritanya merupakan adaptasi novel berjudul sama yang sudah rilis sejak tahun 1938. 2. Merantau Poster film Merantau. Foto Youtube All in one frames Seperti yang diketahui, orang Minang memang identik dengan aktivitas Merantau ke daerah lain yang bertujuan sebagai alasan pekerjaan guna menjalani kehidupan baru atau sekedar mencari pengalaman. Lokasi syuting Merantau berada di dua tempat yakni Bukittinggi dan Jakarta dengan memakan waktu hampir satu tahun, perilisan perdananya di Bioskop sudah dilakukan sejak 6 Agustus 2009 yang bergenre drama laga selama 2 jam 14 menit. Menceritakan tentang pemuda Minang yang pergi merantau untuk menyelamatkan dirinya dari perdagangan budak, dimana ia mahir dengan kemampuan beladiri yang merupakan salah satu budaya lokal daerah Sumbar yaitu Silat. 3. Negeri 5 Menara Poster film Negeri 5 Menara. Foto Istimewa Sama seperti Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, film Negeri 5 Menara juga diangkat dari novel karya Ahmad Fuadi dan mulai melakukan shooting di Maninjau Kabupaten Agam Sumatera Barat pada 13-17 September 2011. Negeri 5 Menara mengisahkan tokoh Alif dengan cita-cita besarnya untuk merantau dan pergi dari Minang, segala usaha serta perjuangan Alif beserta kesehariannya dengan teman sekawan juga turut disorot sebagai narasi alurnya. Sementara, konsep budaya Minang yang ditampilkan yaitu dengan pelataran aktivitas mereka sehari-hari. Banyak sekali plot yang mengangkat kebudayaan lokal, hal tersebut cukup mendukung peran Alif dalam memperjuangkan mimpinya. 4. Perjalanan Pertama Poster film Perjalanan Pertama. Foto Istimewa Film Perjalanan Pertama yang mengisahkan aksi komedi antara seorang kakek dan cucunya melalui sebuah vespa ini, juga shooting di Sumbar. Namun ada beberapa plot tentang Malaysia juga, dimana perilisannya resmi dilakukan pada 2 Desember 2021. Sinopsisnya yaitu tentang Yahya, seorang anak yang hidup bersama sang kakek dan menghabiskan hampir setengah alur penayangan film drama jalan Indonesia-Malaysia itu dengan menanyakan identitas kedua orang tuanya. 5. Saiyo Sakato Film Saiyo Sakato. Foto Istimewa Kata “Saiyo Sakato” adalah sebuah Bahasa Minang yang jika dibahasa Indonesiakan memiliki arti setuju banget’ merupakan drama keluarga yang berfokus pada isu poligami yang diracik dengan alur jenaka, berupa persaingan 2 rumah makan Padang. 6. Ranah 3 Warna Ranah 3 Warna. Foto Istimewa Sekuel film Negeri 5 Menara sebagai buku kedua karya Ahmad Fuadi yang difilmkan dengan berjudul sama yaitu Ranah 3 Warna ini mengambil lokasi shooting di banyak tempat seperti Karawang, Bandung, Maninjau dan beberapa negara Eropa. Alurnya kini lebih kompleks, tidak hanya tentang mimpi Alif tapi merangkap ke kisah persahabatan dan cinta sekawanan tersebut. Perilisan perdanya, bahkan juga dilakukan di salah satu Bioskop di Kota Padang yaitu CGV Pasar Raya. 7. Tabula Rasa Film Tabula Rasa. Foto Film Tabula Rasa ini shooting di Jakarta, Bogor dan Serui yang mengangkat latar belakang kuliner tentang Minang dan Papua. Ada epistemologi khusus dalam pengetahuannya, dimana memuat sedikit pengalaman hingga persepsi alat indra. Menurut pandangannya, Tabula rasa adalah istilah bagi seorang manusia yang lahir tanpa isu mental bawaan. Dapat diartikan bahwa seluruh sumber pengetahuan terhadap dunia, diperoleh melalui pengalaman dan persepsi alat indranya. 8. Surau Silek Film Surau Silek. Foto Istimewa Hampir sama dengan film Merantau, Surau Silek juga menjadikan olahraga beladiri Silat sebagai latar pengisahan alur seorang anak yatim yang berambisi untuk memenangkan pertandingan. Lokasi shootingnya diambil di daerah Bukit Tinggi, dan Agam. 9. Liam dan Laila Film Liam dan Laila. Foto Istimewa Mengambil tema percintaan beda kebudayaan, Film Liam dan Laila yang shooting di Bukittinggi, Jakarta dan Paris ini juga mengisahkan romansa antara pria asal Prancis dengan gadis minang meski cinta mereka terhalang perbedaan budaya. Itulah 9 film Indonesia tentang budaya Minang dan ada yang langsung menjalani shooting di Sumbar, apakah di antaranya sudah ada yang kamu tonton? jika belum yuk coba saksikan sekarang. *
Cuplikan Film Perjalanan Pertama yang salah satu lokasi syutingnya di Kota Bukittinggi. Dok Mahakarya PicturesFilm Perjalanan Pertama mulai tayang di seluruh bioskop Indonesia hari ini, Kamis 14 Juli 2022. Film berlatar Minang ini disutradarai sineas asal Bukittinggi Arief Pertama film ketiga Arief bersama Mahakarya Pictures. Sebelumnya, Arief dan Mahakarya sudah merilis Film Surau Silek pada 2017 dan Liam Laila pada Perjalanan Pertama diproduksi rumah produksi dari dua negara, yaitu Mahakarya Pictures bekerja sama dengan D Ayu Pictures dari Malaysia.“Film ini menjadi sangat spesial bagi saya, dapat bekerja sama dengan aktor legendaris dari Malaysia, Ahmad Tamimi Siregar, dan yang satu laginya merupakan Rising star perfilman Indonesia, Muzzaki.” Ujar Arief Pertama dibintangi dua aktor utama dari dua negara dan dua generasi. Dari Indonesia ada aktor muda berbakat Muzakki Ramdhan. Dia beradu akting dengan aktor kawakan asal Malaysia Ahmad Tamimi dua aktor tersebut, juga ada sejumlah aktor pendukung lainnya, yaitu Andinda Thomas, Randy Pangalila, dan juga Gilang mengatakan, Film Perjalanan Pertama ini berlatar belakang cerita keluarga, hubungan cucu dan kakeknya. Hubungan mereka naik turun karena beberapa kejadian di masa lalu.“Harapannya film ini akan mengingatkan kita, kalau kita sebagai orang tua, kita tidak pernah bisa memilih bagian mana yang akan ditiru oleh anak cucu kita, dan kenangan dari cerita apa yang akan diingat oleh anak cucu kita nanti," Gubernur Sumatera Barat Audy Joinaldy mengatakan, film karya Arief ini sangat edukatif. Banyak pesan yang disampaikan melalui film ini."Film keluarga ini juga banyak menonjolkan keindahan asal Sumbar," ujarnya usai mengikuti Gala Premier Film Perjalanan Pertama Selasa 12 Juli Pertama sudah melakukan World Premier di Moslem Film Festival Australis dan Asian Premier di JOGJA Netpac Asian Film Festival pada 2021.
Film Perjalanan Pertama mulai tayang di bioskop seluruh Indonesia pada 14 Juli 2022. Instagram perjalanan_pertama Film Perjalanan Pertama mulai tayang di bioskop Selasa 14/7/2022. Film berlatar Minang ini disutradarai dan ditulis sineas muda asal Bukittinggi Arief Malinmudo. Film Perjalanan Pertama ini diproduksi Mahakarya Pictures yang bekerjasama dengan D Ayu Pictures dari Malaysia. Baca Juga Film Perjalanan Pertama Karya Arief Malinmudo Segera Tayang di Bioskop "Yang ditunggu-tunggu! Film Perjalanan Pertama akan tayang mulai 14 Juli 2022 di seluruh bioskop Indonesia," tulis akun mahakaryapictures_. Film ini mengisahkan perjalanan seorang kakek yang diperankan aktor asal Malaysia Ahmad Tarmimi Siregar, dan cucunya yang diperankan Muzakki Ramadhan. "Film ini akan mengingatkan kita sebagai orang tua, kita tidak pernah bisa memilih bagian mana yang akan ditiru oleh anak cucu kita, dan kenangan dari cerita apa yang akan diingat oleh anak cucu kita nanti,” ujar Arief. Arief sengaja mengambil latar Minangkabau sebagai bentuk belajar sebagai orang yang lahir dan mengamati Minangkabau. Baca Juga Tayang di JAFF 2021, Film Perjalanan Pertama Bikin Penonton Baper dan Terharu “Masih banyak hal yang harus saya ungkap tentang Minangkabau, saya mencoba untuk selaras dengan itu, hal itu cara terbaik bagi saya untuk belajar,” ujarnya beberapa waktu yang lalu. Film Perjalanan Pertama pre screening di 12 kota di Indonesia pada 15-19 November 2021. Selain itu, pre-screening Perjalanan Pertama ini juga pernah digelar di Jogja-NETPAC Asian Film Festival JAFF. Baca Juga Film Perjalanan Pertama Karya Arief Malinmudo, Tayang Spesial di Padang dan 11 Kota Film ketiga Arief ini menyentuh emosi para penonton. Malah, sejumlah film ini membuat sejumlah penonton terharu hingga menangis.
Jakarta, IDN Times - Film Onde Mande mengangkat kisah yang berlatar belakang budaya Minang. Disutradarai oleh Paul Fauzan Agusta, film ini dibintangi oleh Shenina Cinnamon, Ajil Ditto, Emir Mahira, hingga Shahabi pemain menyebut beberapa perbedaan Onde Mande dari film berlatar budaya Minang lainnya. Apa saja, ya, kira-kira yang membedakannya?1. Film Onde Mande mengambil lokasi syuting di PadangPemain film Onde Mande pada 7/6/2023 IDN Times/Erfah NandaShenina Cinnamon, Ajil Ditto, Emir Mahira, dan Shahabi Sakri menyebutkan beberapa perbedaan Onde Mande dari film Minang lainnya. Salah satunya tempat syuting yang asli. Benar-benar di Desa Sigiran, Sumatera Barat."Kita tuh bener-bener syuting di desanya asli, di Desa Sigiran. Biasanya kan kalau syuting dibuat set, ya, biar dapat suasana Padang. Tapi di film Onde Mande tuh, kita syutingnya langsung di lokasi Padang," ucap Shenina Cinnamon dalam Content Day bersama media pada Rabu 7/6/2023.2. Film Onde Mande mengangkat budaya Minang dengan konsep yang menyenangkanPemain film Onde Mande pada 7/6/2023 IDN Times/Erfah NandaIa menambahkan, Onde Mande juga mengangkat budaya Minang dengan konsep yang menyenangkan. Shenina menyebut film ini ceritanya seru, ringan, dan lucu."Sebenernya sih setiap film Minang pasti sama, karena berasal dari daerah yang sama. Tapi mungkin film ini kalian lihat seolah-olah berat banget, padahal tuh aslinya fun banget. Kita syuting seru banget. Filmnya seru, ringan, dan fun, lucu juga," ucap pemeran Si Mar tersebut. Baca Juga 6 Serial dan Film Drama Tayang Juni 2023, Ada Onde Mande! 3. Kebanyakan pemain memiliki keturunan MinangPemain film Onde Mande pada 7/6/2023 IDN Times/Erfah NandaMenariknya, para pemain Onde Mande hampir semuanya memiliki darah keturunan Minang. Hal itu yang membuat film garapan Paul Fauzan Agusta itu jadi lebih menarik."Pemainnya juga kebanyakan tuh Minang semua," ucap demikian, kekasih Angga Yunanda menyebut, Onde Mande bisa ditonton sama orang yang bukan dari Minang."Bisa ditonton sama orang yang bukan dari Minang. Akhirnya kalian bisa nangkap orang Minang tuh seperti ini, memecahkan masalah dengan kebersamaan," Film Onde Mande mengangkat keanekaragaman dan jokes-jokes orang MinangPemain film Onde Mande pada 7/6/2023 IDN Times/Erfah NandaAjil Ditto, pemeran Hadi, menambahkan, Onde Mande seperti memuat keanekaragaman budaya Minang. Film ini juga memperlihatkan banyak jokes orang Minang, lho."Banyak film Padang mengangkat budaya Minang rata-rata, ya, itulah yang dilakukan. Tapi yang kita lakukan di sini kalau bisa dibilang menambah keanekaragaman budaya-budaya Minang supaya dikenal masyarakat non-Minang juga. Dan memperkenalkan jokes-jokes Minang juga," tambah kan, seperti apa jokes-jokes Minang yang bakal ditampilkan di film Onde Mande. Jangan lupa saksikan film Onde Mande di bioskop mulai 22 Juni 2023, ya! Baca Juga 6 Serial dan Film Drama Tayang Juni 2023, Ada Onde Mande!
– Sesuai dengan anjuran Satgas Covid-19, libur panjang akhir pekan kali ini baiknya dilakukan di rumah saja. Banyak hal yang bisa dilakukan dari rumah, salah satunya dengan menonton film. Bagi pecinta film, libur panjang akhir pekan ini adalah waktu yang tepat untuk maraton film. Jika masih bingung mau menonton film apa, berikut adalah rekomendasi film bernuansa Minangkabau yang bisa menemani libur panjang di rumah. Love For Sale 2 Film besutan Visinema ini menceritakan kisah tokoh Ican Adipati Dolken mencari tambatan hatinya melalui aplikasi pencari jodoh. Ican terpaksa mencari pacar lewat aplikasi tersebut, lantaran ibunya Ros Ratna Riantiarno resah mengapa anak bujangnya itu belum kunjung menikah. Sampai akhirnya Arini Della Dartyan datang ke kehidupan Ican, lantas melahirkan kisah asmara yang sukses membuat penonton geram. Dari awal film, penonton sudah diajak larut bersama kentalnya adat Minangkabu. Prosesi pernikahan adat Minang dijadikan sebagai pemantik cerita. Stereotip keluarga Minang yang ribet’ dalam urusan mencari jodoh, juga diangkat dalam film ini. Agar liburanmu lebih greget’, jangan lupa masukan Love For Sale 2 ke dalam daftar filmu! Merantau Dari judulnya saja, film ini jelas menceritakan kebudayaan Minangkabau. Melalui film ini budaya merantau diceritakan dengan baluran genre laga’ yang menegangkan. Kentalnya budaya Minangkabau juga tampak pada jenis bela diri yang ditampilkan oleh tokoh Yuda Iko Uwais, yakni Silek Harimau. Alur cerita film Merantau juga tidak kalah seru. Tokoh Yuda dikisahkan nekat merantau ke Jakarta, meskipun dilarang sang ibu Christine Hakim. Ternyata Jakarta tidak seindah yang dibayangkan. Yuda dihadapkan berbagai rintangan, ia bertemu sekelompok penjahat yang berniat membunuhnya. Dengan ilmu pencak silat, Yuda berjuang melawan penjahat itu. Liam dan Laila Laila merupakan gadis 31 tahun yang tumbuh dalam keluarga Minangkabau. Sosok Laila diceritakan sebagai perempuan cerdas yang belum memikirkan untuk menikah. Namun, keluarganya yang sangat menjunjung tinggi adat Minang itu merasa bahwa di usia tersebut Laila sudah sepatutnya menikah. Laila kemudian bertemu Liam di aplikasi facebook. Masalah muncul karena Liam bukan pribumi, melainkan pria asal Perancis dan bukan seorang muslim. Film ini mengajak penonton untuk mengikuti kisah Laila dan Liam memperjuangkan kisah cinta mereka yang berbeda budaya, daerah dan agama. Di Bawah Lindungan Ka’Bah Film ini diadaptasi dari novel dengan judul yang sama karya sastrawan kenamaan Sumatra Barat, Buya Hamka. Mengisahkan tokoh Hamid Herjunot Ali memperjuangkan kisah cintanya dengan Zainab Laudya Cynthia Bella. Kisah cinta mereka ditentang, lantaran keduanya berasal dari kelas sosial berbeda. Hamid yang miskin terbuang dari kampung dan memutuskan berkelana ke Mekkah. Sementara Laila tetap di kampung halaman, setia dengan janji cintanya menunggu Hamid pulang. Perpaduan apik alam Ranah Minang dan megahnya Ka’bah menjadi saksi bisu kisah cinta dua sejoli itu. Tenggelamnya Kapal Van der Wijck Siapa yang tidak tahu dengan film yang menceritakan kisah cinta Zainuddin Herjunot Ali dan Hayati Pevita Pearce ini. Film yang diadaptasi dari novel karangan Buya Hamka itu ramai dibicarakan sejak 2013 silam bahkan hingga saat ini. Bagaimana tidak, rumitnya perjalanan cinta Zainuddin dan Hayati itu sukses membekas di benak penontonnya. Nuansa Minangkabau begitu terasa, karena nyaris seluruh elemen dari film ini mengangkat budaya Minang. Mulai dari ninik mamak Hayati yang menentang Zainuddin sebagai menantu, ketatnya adat pernikahan Minangkabau, hingga lokasi syuting yang benar-benar dilakukan di Sumatra Barat. Liburan di rumah saja bukan menjadi masalah besar. Lewat daftar rekomendasi film diatas, Anda dapat berkelana menyaksikan Sumatra Barat direpresentasikan dalam layar kaca. Fath/ABW
film minang di bioskop